Cara Cepat Menghitung IP Address Menggunakan VLS

Cara Cepat Menghitung IP Address Menggunakan VLSM


      VLSM (Variabel Length Subnet Mask) adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah alamat IP yang terbuang. kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask(VLSM).

      Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Berikut contoh penyeleaian kasusnya :

1.  Ruang Utama 1000 host   
       Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet ,untuk  mendapat 1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang  dibutuhkan1000 maka cari hasil pemangkatan 1000 or  >= 1000 host.  dari tabel diatas yang sesuai dengan kebutuhan host yang dibutuhkan  gunakan 2^10 = 1024  dan subnet mask 255.255.252.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :

255.255.255.255 
255.255.252.    0   _ 
    0.    0.    3.255

Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  0.    0
    0.   0.  3.255  +
172. 16.  3.255

Network         : 172.16.0.0/22
IP Pertama    : 172.16.0.1
IP Terakhir    : 172.16.3.254
IP Broadcast : 172.16.3.255
Subnet Mask : 255.255.252.0
2. Ruang Kedua 500 host
       Untuk Ruangan Kedua host  yang dibutuhkan or komputer yang bisa  terhubung dengan internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 500  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 500 host >=500 host 
yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^9= 512 dan subnet mask 255.255.254.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.254.    0   _
    0.    0.    1.255
    Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  4.    0
 
   0.   0.  1.255  +
172. 16.  5.255

Network           : 172. 16. 4. 0/23
IP Pertama     : 172.16. 4.1
IP Terakhir      : 172.16. 5.254
IP Broadcast  : 172.16.5. 255 
          Subnet Mask : 255.255.254.0 

3. Ruang Server 100 Host
       Nah sekarang untuk Ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host,  maka konsep
perhitungan kita gunakan konsep kelas C atau bermain pada Oktet ke 4. Untuk mendapatkan 100  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 100  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 100 host >=100 host  yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^7= 128 dan subnet mask 255.255.255.127
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.255.128   _
    0.    0.    0.127
    Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  6.    0
 
   0.   0.  0.127  +
172. 16.  6.127         
Network          : 172.16. 6 . 0/25
IP Pertama       : 172.16. 6 . 1       
IP Terakhir       : 172.16. 6 . 126        
IP Broadcast : 172.16 .6 .127             
Subnet Mask : 255.255.255.128
4.  Ruang Server 2 Host
   
Network          : 172.16. 6. 128/30            
IP Pertama     : 172.16. 6. 129
IP Terakhir     : 172.16.6. 130           
IP Broadcast  : 172.16.6.131           
Subnet Mask : 255.255.255.252
 

0 komentar:

IP Addressing dan Subnetting

IP Addressing dan Subnetting

 

                  Memahami Alamat IP

Sebuah alamat IP adalah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi perangkat pada jaringan IP. alamat terdiri dari 32 bit biner, yang dapat dibagi menjadi bagian jaringan dan bagian host dengan bantuan subnet mask. 32 bit biner dibagi menjadi empat oktet (1 oktet = 8 bit). Setiap oktet dikonversi ke desimal dan dipisahkan oleh titik (dot). Untuk alasan ini, alamat IP dikatakan dinyatakan dalam format desimal bertitik (misalnya, 172.16.81.100). Nilai dalam setiap oktet berkisar dari 0 sampai 255 desimal, atau 00000000-11111111 biner.

                      Masker jaringan

Sebuah topeng jaringan membantu Anda mengetahui bagian mana dari alamat mengidentifikasi jaringan dan bagian mana dari alamat mengidentifikasi node. Kelas A, jaringan B, dan C memiliki masker default, juga dikenal sebagai masker alami, seperti yang ditunjukkan di sini:
  Kelas A: 255.0.0.0
 Kelas B: 255.255.0.0
 Kelas C: 255.255.255.0 
Alamat IP pada kelas A jaringan yang belum subnet akan memiliki alamat / mask pasangan mirip dengan: 8.20.15.1 255.0.0.0. Dalam rangka untuk melihat bagaimana topeng membantu Anda mengidentifikasi jaringan dan simpul bagian dari alamat, mengkonversi alamat dan masker untuk bilangan biner.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000 
Setelah Anda memiliki alamat dan mask diwakili dalam biner, maka identifikasi jaringan dan host ID lebih mudah. Alamat bit yang telah sesuai mask bit set ke 1 mewakili ID jaringan. Alamat bit yang sesuai topeng bit diatur ke 0 mewakili node ID.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
             -----------------------------------
              id net |  tuan id             

 netid = 00001000 = 8
 hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1 

                   memahami Subnetting

Subnetting memungkinkan Anda untuk membuat beberapa jaringan logis yang ada dalam Kelas A, B, atau C jaringan tunggal. Jika Anda tidak subnet, Anda hanya dapat menggunakan satu jaringan dari Kelas A, B, atau C jaringan Anda, yang tidak realistis. Setiap data yang menghubungkan pada jaringan harus memiliki ID jaringan yang unik, dengan setiap simpul pada link menjadi anggota jaringan yang sama. Jika Anda melanggar jaringan utama (Kelas A, B, atau C) menjadi subnetwork yang lebih kecil, memungkinkan Anda untuk membuat jaringan interkoneksi subnetwork. Setiap data link pada jaringan ini akan memiliki ID jaringan / subnetwork yang unik. Setiap perangkat, atau gateway, yang menghubungkan jaringan n / subnetwork memiliki alamat IP n yang berbeda, satu untuk setiap jaringan / subnetwork bahwa interkoneksi.

Catatan: Ada dua cara untuk menunjukkan topeng ini. Pertama, karena Anda menggunakan tiga bit lebih dari "alam" Kelas C topeng, Anda dapat menunjukkan alamat ini sebagai memiliki subnet mask 3-bit. Atau, kedua, topeng 255.255.255.224 juga dapat dinyatakan sebagai / 27 karena ada 27 bit yang diatur dalam topeng. Metode kedua ini digunakan dengan CIDR . Dengan metode ini, salah satu jaringan ini dapat digambarkan dengan notasi prefix / length. Misalnya, 204.17.5.32/27 menunjukkan jaringan 204.17.5.32 255.255.255.224. Saat yang tepat, notasi prefix / length digunakan untuk menunjukkan topeng di seluruh sisa dokumen ini.

                       VLSM Contoh

Dalam semua contoh sebelumnya subnetting, perhatikan bahwa subnet mask yang sama diterapkan untuk semua subnet. Ini berarti bahwa setiap subnet memiliki jumlah yang sama dari alamat host yang tersedia. Anda dapat perlu ini dalam beberapa kasus, tetapi, dalam banyak kasus, memiliki subnet mask yang sama untuk semua subnet berakhir membuang-buang ruang alamat. Misalnya, dalam Contoh Latihan 2 bagian, jaringan kelas C dibagi menjadi delapan subnet dengan ukuran yang sama; Namun, masing-masing subnet tidak memanfaatkan semua alamat host yang tersedia, yang menghasilkan ruang alamat terbuang. Gambar 4 mengilustrasikan ruang alamat terbuang ini.
Gambar 4

Gambar 4 mengilustrasikan bahwa dari subnet yang sedang digunakan, NetA, NETC, dan NETD memiliki banyak ruang alamat host yang tidak terpakai. Ada kemungkinan bahwa ini adalah desain yang disengaja akuntansi untuk pertumbuhan di masa depan, tetapi dalam banyak kasus ini hanya sia-sia ruang alamat karena fakta bahwa subnet mask yang sama digunakan untuk semua subnet.
Variabel Length Subnet Masks (VLSM) memungkinkan Anda untuk menggunakan masker yang berbeda untuk setiap subnet, sehingga menggunakan ruang alamat efisien.


                                 CIDR

Classless Interdomain Routing (CIDR) diperkenalkan dalam rangka meningkatkan kedua alamat pemanfaatan ruang dan routing skalabilitas di Internet. Hal itu diperlukan karena pesatnya pertumbuhan Internet dan pertumbuhan tabel routing IP diadakan di router Internet.
CIDR bergerak jalan dari kelas IP tradisional (Kelas A, Kelas B, Kelas C, dan seterusnya). Dalam CIDR, jaringan IP diwakili oleh awalan, yang merupakan alamat IP dan beberapa indikasi panjang topeng. Panjang berarti jumlah masker paling kiri bersebelahan bit yang ditetapkan untuk satu. Sehingga jaringan 172.16.0.0 255.255.0.0 dapat direpresentasikan sebagai 172.16.0.0/16. CIDR juga menggambarkan arsitektur Internet lebih hirarkis, dimana setiap domain mengambil alamat IP-nya dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan untuk summarization dari domain yang akan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika sebuah ISP memiliki jaringan 172.16.0.0/16, maka ISP dapat menawarkan 172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24, dan sebagainya untuk pelanggan. Namun, ketika iklan untuk penyedia lain, ISP hanya perlu beriklan 172.16.0.0/16.


sumber :  https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/routing-information-protocol-rip/13788-3.html&prev=search

0 komentar:

Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer

Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer

Salam sejahtera guys...
     Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer - Setelah sebelumnya saya telah memberikan tutorial tentang Membuat Jaringan Sederhana Menggunakan Cisco Packet Tracer kali ini saya akan memberikan tutorial yang lain yang kelasnya sudah sedikit diatas jaringan yang sebelumnya namun bedanya ada satu perintah yang berbeda dengan tutorial sebelumya yaitu IP Routing, IP Routing sendiri adalah tindakan memberi tahu jalur bagi router supaya bisa berkomunikasi dengan network lain. Tidak usah berlama - lama langsung kita lihat caranya...
  1. Pertama - tama buka Cisco Packet Tracer terlebih dahulu. Setelah itu buat sebuah jaringan kecil dengan menggunakan 2 router dan 2 end device. Pada tutorial kali ini end device yang saya gunakan adalah komputer dan laptop. Hubungkan keempat perangkat tersebut dengan kabel cross dengan skema paling tidak seperti ini.
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer
  2. Setelah menghubungkan keempat perangkat tersebut kini saatnya untuk melakukan konfigurasi kepada keempat perangkat tersebut.
  3. Pertama lakukan konfigurasi pada kedua end device. Konfigurasi yang dilakukan di kedua end device tersebut hanya mengatur IP komputer, netmask dan IP gatewaynya. Lakukan setting IP di PC0 dengan IP address 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0 dan IP gateway 192.168.1.1. Setelah itu untuk laptop0 lakukan setting IP dengan IP address 192.168.3.2 netmask 255.255.255.0 dan IP gateway 192.168.3.1. Setelah lakukan semua konfigurasi pada end device biarkan dulu jangan ditutup jendela PC0 dan Laptop0 nya karena nanti kita akan melakukan tes koneksi dengan ping.
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer 
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer
  4. Selanjutnya kita akan memulai untuk melakukan konfigurasi pada router. Beberapa konfigurasi yang akan dilakukan pada router adalah mengatur ip pada port fastethernet 0/0 dan fastethernet 0/1 juga melakukan IP Routing.
  5. Lakukan setting IP fastethernet 0/0 pada router0 dengan IP address 192.168.1.1 dengan netmask 255.255.255.0 dengan cara Router>enable // untuk masuk router                                         Router#configure terminal // untuk masuk ke mode setting router             Router(config)#interface fa 0/0 // untuk setting port fastethernet 0/0     Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 // setting ip address dan netmask                                                                   Router(config-if)#no shutdown // menghidupkan port dan menyimpan settingan. Selanjutnya masih di router0 kita lakukan konfigurasi untuk fastehternet 0/1 dengan IP address 192.168.2.1 dengan netmask 255.255.255.0 dengan cara Router>enable // untuk masuk router                                         Router#configure terminal // untuk masuk ke mode setting router             Router(config)#interface fa 0/1 // untuk setting port fastethernet 0/1     Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 // setting ip address dan netmask                                                                   Router(config-if)#no shutdown // menghidupkan port dan menyimpan settingan
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer
  6. Lalu kita lanjut ke router1 dan lakukan setting sepeti router0 namun dengan IP yang berbeda yaitu IP address 192.168.2.2 untuk fastethernet 0/0 dan 192.168.3.1 untuk fastethernet 0/1 caranya Router>enable // untuk masuk router                                         Router#configure terminal // untuk masuk ke mode setting router             Router(config)#interface fa 0/0 // untuk setting port fastethernet 0/0     Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0 // setting ip address dan netmask                                                                   Router(config-if)#no shutdown // menghidupkan port dan menyimpan settingan. Selanjutnya masih di router0 kita lakukan konfigurasi untuk fastehternet 0/1 dengan IP address 192.168.3.1 dengan netmask 255.255.255.0 dengan cara Router>enable // untuk masuk router                                         Router#configure terminal // untuk masuk ke mode setting router             Router(config)#interface fa 0/1 // untuk setting port fastethernet 0/1     Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 // setting ip address dan netmask                                                                   Router(config-if)#no shutdown // menghidupkan port dan menyimpan settingan
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer
  7. Selanjutnya kita akan melakukan yang namanya Routing. Kali ini sesuai dengan judulnya model routing yang akan saya contohkan adalah Static Routing. Ini adalah salah satu model Routing yang jika ada network baru yang tersambung maka harus dilakukan routing ke network baru secara manual. Nanti kita akan melihat perbedaan jika belum dilakukan Static Routing, lalu Static Routing hanya dilakukan pada salah satu router, dan setelah Static Routing dilakukan di kedua router. 
  8. Lakukan Static Routing di router0 dengan cara Router#configure terminal // untuk masuk ke mode setting router             Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.2 // untuk membuat routing table ke network 192.168.3.0 melalui ip address 192.168.2.2 pada router1

    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer
  9. Lanjutkan dengan melakukan Static Routing pada router1 dengan cara Router#configure terminal // untuk masuk ke mode setting router             Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1 // untuk membuat routing table ke network 192.168.1.0 melalui ip address 192.168.2.1 pada router0
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer
  10. Selanjutnya kita coba lakukan ping dari PC0 ke 192.168.3.1 dan sebaliknya jua kita akan coba melakukan ping dari Laptop0 ke 192.168.1.2 (PC0). Pada gambar pertama saya mencoba 3 kali ping dari PC0 ke 192.168.3.1 hasil yang pertama adalah sebelum di Static Routing lalu yang kedua baru router0 yang sudah di Static Routing lalu ping yang ketiga setelah semua router di Static Routing. Pada gambar yang kedua adalah saat kita mencoba ping dar Laptop0
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer 
    Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer
  11. Selesai
     Demikian tutorial singkat saya tentang Melakukan Static Routing di Cisco Packet Tracer. Mudah - mudahan apa yang saya berikan kali ini dapat membantu kalian dalam membuat jaringn menggunakan Cisco Packet Tracer dan tentunya menambah wawasan dan pengetahuan. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan ini.
Terima kasih...
 

0 komentar:

Simulasi Jaringan Inter-VLAN Router Pada Packet Tracer

Simulasi Jaringan Inter-VLAN Router Pada Packet Tracer

Assallamu'allaikum wr...wb...

Sore kawan , saya akan melanjutkan kegiatan saya yaitu pada Simluasi  Cisco Packet Tracer.Kali ini saya mempelajari Simulasi Jaringan Inter-VLAN Router Pada Packet Tracer.

A.PENGERTIAN

Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. Vlan dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.
Sebuah VLAN memungkinkan seorang Administrator untuk menciptakan sekelompok peralatan yang secara logic dihubungkan satu sama lain. Dengan VLAN, kita dapat membagi jaringan switch secara logik berdasarkan fungsi, departemen atau project team .

B.LATAR BELAKANG 

Latar belakang dari kegiatan ini, saya memiliki topologi seperti ini :

Jadi pada topologi tersebut  kita menggunakan dua interface untuk dua vlan. Jadi tiap vlan terletak pada interface yang berbeda, untuk jaringan vlan dalam satu interface bisa lihat disini .


C.ALAT DAN BAHAN 

1.Laptop
2. Aplikasi Packet Tracer

Hadware pada simulasi :
1.Laptop
2.Switch
3.Router
4.Kabel straight

D.MAKSUD DAN TUJUAN

tujuan membuat Jaringan Inter-VLAN dapat terhubung dengan menggunakan router.

E.TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN 

1.Langkah pertama buat topologinya terlebih dahulu
2.konfigurasi Routernya dengan cara klik Routernya =>CLI , masukan perintah berikut ini :
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#ex




Router(config)#int fa0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.6.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Router(config-if)#
3.lalu kita konfigurasi Switch , dengan langkah seperti ini klik switchnya =>CLI
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 22
Switch(config-vlan)#name septi
Switch(config-vlan)#vlan 23
Switch(config-vlan)#name ana
Switch(config-vlan)#int range fa0/1-2,fa0/5
Switch(config-if-range)#sw mode access
Switch(config-if-range)#sw access vlan 22
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#int range fa0/3-4,fa0/6
Switch(config-if-range)#sw mode access
Switch(config-if-range)#sw access vlan 23
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#

4.Setelah konfigurasi Router  dan Switch selesai,lalu kita konfigurasi IP untuk Leptopnya.
a.Leptop1 =>Dekstop=>IP Configuration
 
b.Laptop2 =>Dekstop => IP Configuration
c.Laptop3 =>Dekstop => IP Configuration


d.Laptop4 =>Dekstop => IP configuration
 
 5.Langkah selanjutnya kita lakukan pengecekan konfigurasi

a.Pada Router

Router#show ip interface br
Interface IP-Address OK? Method Status Protocol
FastEthernet0/0 192.168.4.1 YES manual up up
FastEthernet0/1 192.168.5.1 YES manual up up
Vlan1 unassigned YES unset administratively down down
Router#


 b.pada Switch

pada switch dengan perintah # do show vlan

Switch(config)#do show vlan
VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9, Fa0/10
Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13, Fa0/14
Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17, Fa0/18
Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22
Fa0/23, Fa0/24
22 septi active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/5
23 ana active Fa0/3, Fa0/4, Fa0/6
1002 fddi-default act/unsup
1003 token-ring-default act/unsup
1004 fddinet-default act/unsup
1005 trnet-default act/unsup
VLAN Type SAID MTU Parent RingNo BridgeNo Stp BrdgMode Trans1 Trans2
---- ----- ---------- ----- ------ ------ -------- ---- -------- ------ ------
1 enet 100001 1500 - - - - - 0 0
22 enet 100022 1500 - - - - - 0 0
23 enet 100023 1500 - - - - - 0 0
1002 fddi 101002 1500 - - - - - 0 0
1003 tr 101003 1500 - - - - - 0 0
--More--

6.kita uji koneksi dari Leptop
a.klik Laptop =>Dekstop => Command Prom
  ketiakn ping (ip) contoh ping 192.168.7.1


F. Referensi
sheha339.blogspot.com
https://id.wikipedia.org/wiki/VLAN

G. Hasil dan Kesimpulan
Kesimpulan dari simulasi jaringan inter-VLAN router pada packet tersebut adalah semua client yang terhubung dengan vlan bisa saling berkomunikasi, mereka terhubung dengan router.  


sekian dari saya , terima kasih...
Wassallamu'allaikum wr...wb...


 http://septianatelkom.blogspot.co.id/2016/07/simulasi-jaringan-inter-vlan-router.html

0 komentar:

Pengertian Firewall di Router Mikrotik


Pengertian Firewall di Router Mikrotik


Firewall merupakan suatu cara/sistem/mekanisme yang di terapkan baik terhadap hardware, software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuang untuk melindungi baik dengan menyaring, membatas atau bahkan menolak suatu atau semua hubungan/kegiatan suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah workstation, server, router, atau local area network (LAN)
Didalam router mikrotik juga terdapat fitur firewall yang berfungsi untuk melindungi dengan cara mendrop atau mengaccept sebuah paket yang akan masuk, melewati, atau keluar router. Dalam fitur firewall terdapat beberapa direktori yaitu :

-         - Mangle
-         - Address-list
-         - Filter
-         - NAT
-         - Export
-         - Connection
-         - Service-port

Dan sekarang akan di bahas tentang Network Address Translation. Karena fitur NAT tersebut yang paling sering di gunakan, bagaimana cara konfigutasi firewall tersebut, simak penjelasan berikut ini:
Penjelasan firewall untuk NAT ( Network Address Translation ), NAT ini bertugas melakukan perubahan IP Address pengirim dari sebuah paket data. NAT ini umumnya dijalankan pada router-router yang menjadi batas antara paket data yang berasal dari komputer user jaringan local seolah-olah berasal dari router.
Pada skenario jaringan ini, Router Mikrotik akan menjalankan NAT dengan action=masquerade, sehingga mengubah semua paket data yang berasal dari komputer di jaringan local, seolah-olah berasal dari router yang mempunyai IP Adress 10.10.10.2. ini akan menyebabkan server-server di internet tidak mengetahui bahwa yang mengakses mereka adalah router dengan IP Address 10.10.10.2. ( gambar di atas )
Masquerade ini wajib di jalankan oleh router-router gateway untuk menyembunyikan IP Address Private yang Semco-user gunakan pada jaringan lokal, drhingga tidak terlihat dari internet. IP Address Private tersebut harus disembunyikan, karena pada jaringan lokal yang lain memungkinkan IP Address 192.168.1.0/24 juga di gunakan, jika Semco-user tidak melakukan masquerade maka komputer dengan jaringan lokal tidak bisa mengakses internet.
Masquerade tadi akan menyembunyikan komputer user yang ada di jaringan lokal sekaligus membuat komputer tersebut bertopeng ( ber-mask ) ke IP Adress 10.10.10.2, sehingga baik komputer user 192.168.1.2, 192.168.1.3, 192.168.1.4 atau network 192.168.1.0/24 akan di kenal di internet sebagai 10.10.10.2.
Dan sekarang kita coba melakukan konfigurasi di router Mikrotik, terdapat satu perintah NAT yang dapat membuat jaringan lokal ( 192.168.1.0/24 ) dapat mengakses internet, dan perintahnya sebagai berikut :

Perintah di atas adalah perintah pada firewall di router Mikrotik yang memerintahkan “ jika ada komputer user yang akan mengakses internet, bertopenglah pada ether1 “. Sedangkan chain=srcnat, berfungsi memerintahkan, “ gantilah IP Address pengirim ( source Address ) 192.168.1.2, 192.168.1.3, 192.168.1.4 atau network dari jaringan lokal 192.168.1.0/24 menjadi IP Address di ether1 jika ingin menuju internet “

0 komentar:

pembuatan Topologi Jaringan Menggunakan Cisco Packet Treaser

pembuatan Topologi Jaringan Menggunakan Cisco Packet Treaser


      Pertama, menghubungkan beberapa  PC terhadap HUB. Pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah HUB dengan menggunakan kabel straight.






 
 
        Kedua, menghubungkan beberapa PC terhadap switch. Pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah switch dengan menggunakan kabel straight. Perbedaan antara HUB dan switch terlihat jelas pada simulasi behwa HUB akan mengirimkan data kepada seluruh PC yang terhubung, walaupun sebelumnya data tersebut telah tertuju. Sedangkan penggunaan Switch terlihat lebih melakukan penyaringan, dimana pengiriman data yang tertuju akan terkirimhanya pada PC yang ditarget.
 
 
 
 
      
       Ketiga, beberapa PC dihubungkan dengan Switch berkombinasi dengan HUB secara terintegrasi. Dimana pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah switch dengan menggunakan kabel straight dan menghubungkan sejumlah PC terhadap HUB. Perbedaan antara HUB dan switch terlihat jelas pada simulasi behwa HUB akan mengirimkan data kepada seluruh PC yang terhubung, walaupun sebelumnya data tersebut telah tertuju. Sedangkan penggunaan Switch terlihat lebih melakukan penyaringan, dimana pengiriman data yang tertuju akan terkirim hanya pada PC yang ditarget.
 
 
 
 
 
      4. Kombinasi yang kompleks dari kumpulan PC yang terhubung dalam kesatuan LAN terhadap switch. Sebuah PC akan melakukan pengiriman dan penyaringan data yang melalui switch.



sumber : http://casrudin7.blogspot.co.id/2013/02/membuat-topologi-jaringan-menggunakan.html

0 komentar:

langkah-langkah install debian 8

langkah-langkah install debian 8

  • Setelah di Proxmox, pilih VM yang telah anda buat sebelumnya. Klik Start.
  •  Tunggu beberapa saat sampai rinnung lalu klik Console. 
  • Tampilan awal instalasi debian akan terlihat. Klik Instal.
  •  Pilih bahasa, enter.
  •  Select your location
 - Other
 - Asia
 - Indonesia
  • Configure locales, pilih United States.
  • Configure thr keyboard, enter.
  •  Jika koneksi kita tidak DHCP maka akan muncul seperti gambar di bawah. klik continue.
  •  Lalu pilih konfigurasi secara manual.
  •  Masukian IP Address.
  •  Gateway akan terisis otomatis.
  •   name server address juga demikian.
  • Isi hostname.
  •  Isi domain name
 
  •  Masukan password. 
  •  Masukan ulang password.
  • Masukan nama lengkap.
  •  Masukan nama pengguna.
  •  Masukan password untuk pengguna.
  •  Masukan ulang password.
  •  Konfigurasi waktu, pilih lokasi anda.
  • Pada bagian partisi, pilih Guided - use entire disk and set up LVM.
  •  Lalu pilih All files in one partition.
  •  Pilih yes.
  • Klik Finish partitoning.
  •  Pilih yes.

  • Pada scan another CD or DVD pilih no.

  • Network mirrir, no.
  •  Plilih Yes.
  •  Pilih aplikasi yang ingin diinstal. Pilih ssh dan standard system utilities. tekan space untuk memilih.
  •  Kemudian pilih yes untuk menginstal Grub loader.
  •  Pilih dev/sda.
  • Klik continue untuk menyelesaikan instalasi.
  •  Berikut ini tampilan GRUB Loadernya.
  • Silakan login.
 
sekian postingan saya kali ini ....semoga berhasil
 
 sumber : http://tataufiku.blogspot.co.id/2015/06/install-debian-

0 komentar: